Rata-rata semua pendapat dan tulisan mengenai global warming hanya membahas masalah dan masalah melulu. Kalaupun ada solusi kebanyakan berupa solusi “Anak SD”, maksudnya solusi yang sudah semua orang tahu misalnya kurangi pemakaian kendaraan bermotor, pakailah pendingin tanpa CFC, jangan tebang pepohonan dan lain-lain. Itu semua saya yakin sudah dihafal oleh seluruh pelaku pencemaran udara. Mengapa tidak kita coba membuat sesuatu solusi yang lebih mengarah pada teknik?? Saya yakin solusi seperti itu akan lebih memberikan dampak nyata pada perubahan lingkungan.
Oleh karena itu semua, pada kesempatan kali ini saya ingin mencoba menjelaskan tentang catalytic converter, sebagai teknologi untuk mengurangi emisi gas-gas berbahaya dari mesin mobil atau motor.
Catalytic Converter, pertama kali ditemukan tahun 1975 di Amerika Serikat. Alat ini dibuat demi memenuhi standar emisi gas buang yang sangat ketat di negara tersebut. Singkatnya Catalytic Converter ini adalah alat yang akan mereaksikan gas-gas buang yang berbahaya melalui reaksi kimia sehingga nantinya gas-gas tersebut akan berubah menjadi gas yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Atau minimal menjadi gas yang tidak terlalu berbahaya.
Saat ini Catalytic Converter telah digunakan di banyak mesin-mesin mobil dan motor, bahkan beberapa motor bebek yang nobatene motor murah sudah memasang teknologi ini.
Ada dua tipe dari Catalytic Converter, yaitu 3-way Catalist dan 2-way Catalyst. 3-way Catalist digunakan pada mesin mobil dan motor yang menggunakan bahan bakar bensin (Premium, dsb.). Ada tiga tahap dalam proses ini yaitu :
- Reduksi Nitrogen Oksida menjadi nitrogen dan Oksigen : 2NOx → xO2+N2
- Oksidasi Carbon Monoksida menjadi Karbon Dioksida : 2CO + O2 → 2CO2
- Oksidasi senyawa Hidrokarbon yang tak terbakar (HC) menjadi Karbon Dioksida dan air : 2CxHy + (2x+y/2)O2 → 2xCO2 + yH2O
Sedangkan 2-way Catalist digunakan pada mesin diesel. Karena pada daur Mesin Diesel tidak dihasilkan Nitrogen Oksida (NOx), maka daur yang terjadi hanyalah daur nomor 2 dan 3 saja.
Catalytic Converter sangat peka terhadap logam-logam lain yang biasanya terkandung dalam bensin ataupun solar misalnya timbal pada premium, belerang pada solar, lalu seng, mangan, fosfor, silikon, dsb. Logam-logam tersebut bisa merusak komponen dari Catalytic Converter. Oleh karena itu teknologi ini tidak bisa digunakan di semua daerah terutama daerah yang premiumnya belum diganti oleh Premium TT (Tanpa Timbal).
Bagaimanapun teknologi Catalytic Converter yang telah diciptakan oleh para engineer ini telah memberikan kontribusi nyata terhadap usaha menekan polusi udara yang juga akan berdampak pada isu pemanasan global.
Sebagai pesan untuk generasi muda mari kita belajar dengan sungguh-sungguh bila ingin berbuat sesuatu terhadap dunia ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar